Puisi Rinda Sandria Berjudul Menyerah 4 Bait, 6 Bait 17 Baris, 21 Baris
R
Menyerah
© Rinda Sandria
Disudut kota ini
Langit kembali memerah
Mengiringi gelap yg melangkah
Awan semakin kelabu
Sementara jiwa ini masih beradu
Bukan asumsi
Akupun tau ini semua tk pasti
Hanya membunuh waktu saja
Lalu
Berhasilkah kau melupakanku?
Kau tau,
Mengingatmu itu sakit
Mengenangmu itu pahit
Mana yg benar?
Cukup, aku lelah
Seperti ucapanmu "pergilah"
Memang kita bersama hanya untuk menyerah.
Yogyakarta, 2 April 2020
Puisi “Menyerah” menyajikan gambaran yang kuat tentang perasaan kehilangan dan keputusasaan. Penggunaan imaji langit yang memerah dan awan kelabu menciptakan suasana yang melankolis, seolah mencerminkan keadaan jiwa sang penulis. Penyampaian perasaan lelah dan sakit akibat kenangan yang tidak bisa dilupakan terasa sangat autentik. Frasa ‘pergilah’ yang diulang membawa bobot emosional yang mendalam, menunjukkan pertarungan antara harapan dan kenyataan pahit. Namun, meskipun puisi ini menyentuh perasaan, ia cenderung mengikuti tema yang umum dalam karya-karya tentang cinta yang hilang, sehingga mengurangi aspek keaslian ide. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menciptakan resonansi emosional yang dalam, meskipun ada ruang untuk eksplorasi yang lebih unik dalam tema dan penyampaian. Penutup yang sederhana namun bermakna memberikan kesan yang mendalam dan meninggalkan pembaca merenung.