Puisi Maulindar Ayu Kurniasari Berjudul Ikhlas 1 Bait 8 Baris
Ikhlas
Ditengah kesunyian malam, dibawah rintik hujan yang datang.
Kemudian diriku mulai bertanya, mampu kah diriku ini untuk mengikhlaskan yang telah hilang?.
Hari demi hari telah terlalui dengan segala keresahan hati yang tiada henti.
Resah hati yang semakin datang berganti, antara memiliki atau melepaskan diri dari sang pujaan yang telah lama dihati.
Walaupun tercetak jutaan harapan untuk diriku bisa mendapatkan, namun diri ini memilih untuk mengakhiri walau belum termulai.
Meskipun rasa sakit kian mendatang, jutaan harapan yang semakin menghilang.
Diriku ini mencoba tenang agar tidak hanyut dalam keresahan yang tidak bertuan.
Namun diriku percaya, keresahan yang tidak bertuan akan lebih indah, bila berganti dengan ikhlas dan doa yang terukir dalam kebisuan dengan penuh kesabaran.
Postingan ini berhasil mengekspresikan perasaan kesedihan dan perjuangan batin seseorang dalam menghadapi kehilangan dan proses ikhlas. Penggunaan bahasa yang indah dan memikat membantu menyampaikan emosi yang kuat dalam teks. Meskipun tema kehilangan dan ikhlas sudah umum, penulis berhasil menghadirkannya dengan segar dan menggugah perenungan. Namun, kurangnya elemen kejutan dalam narasi mungkin dapat membuat pembaca merasa sedikit terduga. Meskipun demikian, kekuatan emosi dan kedalaman makna tetap terasa kuat. Postingan ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari ikhlas dan prosesnya dalam kehidupan sehari-hari.