Puisi Aceng Berjudul Malam Dunia Berbeda 5 Bait 17 Baris
A
Malam Dunia Berbeda
© Aceng
Sepi mencekam mengikat keberanian
Dipinggir sebuah tiang menusuk jalanan
Tangan renta berkeriput memegang kendali
Jiwa-jiwa lama hadir menampakkan diri
Gundah gulana melihat tatapannya
Tiada berharap mimpi atau nyata
Menutup bayang purnama dalam sekejap
Meraih kesempatan mendulang mangsa
Dua dunia berjalan beriringan
Seperti anak kembar berbeda buaian
Satu tertawa satu cemberut muka
Siksaan bathin merenggut nyawa
Angin malam menusuk rangka berkulit maya
Lolongan anjing memeriahkan suasana pesta
Mendengung kencang di telinga sebuah nada
Pastilah mereka ada bukannya tiada
Gianyar, 13 Nopember 2022
Puisi ‘Malam Dunia Berbeda’ menghadirkan suasana malam yang penuh misteri dan kedalaman yang mengusik. Dengan penggunaan frasa seperti ‘tangan renta berkeriput memegang kendali’ dan ‘jiwa-jiwa lama hadir menampakkan diri’, penulis berhasil mengekspresikan nuansa keheningan yang menakutkan. Puisi ini mengajak pembaca untuk membayangkan dua dunia yang berjalan beriringan, satu tertawa dan satu cemberut, menggambarkan dualitas kehidupan. Gaya bahasa yang digunakan cenderung abstrak dan simbolis, memberikan ruang bagi pembaca untuk meresapi dan menafsirkan makna tersirat. Namun, keindahan bahasanya terkadang terjebak dalam klise, seperti ‘angin malam menusuk rangka berkulit maya’, yang mengurangi dampak emosionalnya. Meskipun demikian, puisi ini tetap menawarkan kejutan dengan penggambaran kontras yang tajam antara elemen-elemen yang berlawanan. Secara keseluruhan, puisi ini memadukan elemen emosional dengan imajinasi yang kuat, meskipun belum sepenuhnya mencapai kedalaman makna yang lebih kompleks.