Puisi Arbani Yasiz Berjudul Nada Tunggu 1 Bait 8 Baris
A
Nada Tunggu
© Arbani Yasiz
Aku benci dengan nada tunggu di hp ku..
Membiarkanku dalam ketidakpastian..
Merebakkan kepedihan tanpa kepedulian..
Bidadariku..
Jawablah panggilanku..
Jangan menggantungku untuk mendengar suaramu..
Ku rindu dengar kau sebut namaku..
Ku nestapa tak mendengar tawamu..
Puisi “Nada Tunggu” berhasil menangkap perasaan kerinduan dan ketidakpastian yang sering dialami dalam hubungan modern yang ditandai dengan komunikasi digital. Dengan penggunaan frasa seperti ‘nada tunggu di hp ku’ dan ‘membiarkanku dalam ketidakpastian’, penyair menciptakan gambaran yang akrab dan relevan dengan kondisi saat ini. Emosi yang disampaikan terasa kuat, terutama saat ungkapan kerinduan untuk mendengar suara orang tercinta diekspresikan dengan jelas. Namun, meskipun puisi ini menyentuh dan mengena, terdapat beberapa bagian yang bisa lebih dieksplorasi untuk menambah kedalaman makna dan keunikan ide. Dengan sedikit pengembangan, puisi ini bisa menjadi lebih menarik dan memberikan elemen kejutan yang lebih besar. Secara keseluruhan, “Nada Tunggu” merupakan karya yang menyentuh hati dan mencerminkan kenyataan yang dihadapi banyak orang di era digital ini.