Puisi Muhammad Khoirul Umam Berjudul Aku yang lemah 4 Bait 20 Baris
M
Aku yang lemah
© Muhammad Khoirul Umam
Aku bukan bermaksud mempermainkan hati
Aku juga tidak bermaksud memberi luka di hati
Namun aku hanya ingin kau mengerti
Bahwa aku sudah tidak mampu kembali
Salahkah bila hati ini menyerah
Hati yang selama ini berjuang
sendirian
Ia tak mampu lagi
Menahan penderitaan karena otak
yang bermimpi
Maaf aku tidak membalas pesanmu
karena aku telah kehabisan kata-kata
Aku yang selalu berfikir ratusan kali
Saat inggin mengirim pesan pada mu
Hanya untuk menjaga hati agar tidak tersakiti
Maaf..., Karena aku terlalu lemah
Menjaga perasaan yang datag ini
Kubiarkan ia menjadi dahan kering
Namun andai kau tau, ia tak akan
pernah mati
Puisi “Aku yang lemah” berhasil menyampaikan nuansa keputusasaan dan kerentanan yang sering kali dialami seseorang saat menghadapi perpisahan atau kehilangan. Gaya bahasa yang sederhana namun lugas menciptakan kedekatan dengan pembaca, seolah-olah penulis berbicara langsung dari hati. Ungkapan tentang ketidakmampuan untuk kembali dan ketidakberdayaan dalam menjaga perasaan menciptakan resonansi emosional yang mendalam. Meskipun tema ini cukup umum, kekuatan emosi yang disampaikan membuatnya terasa personal dan menyentuh. Di sisi lain, keindahan bahasa dalam puisi ini terletak pada penggunaan metafora yang kuat, seperti “dahan kering” yang melambangkan harapan yang pudar. Namun, meski puisi ini memiliki kedalaman makna, beberapa bagian terasa repetitif dan mungkin kurang memberikan elemen kejutan yang diharapkan. Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan perjalanan emosional yang menyentuh dan realistis, meskipun ada ruang untuk eksplorasi ide yang lebih orisinal di masa depan.