Puisi Eddo Ahmad Fauzi Berjudul DOA 13 Bait 13 Baris
E
DOA
© Eddo Ahmad Fauzi
Sampai detik ini
Apa yang aku ucapkan tak pernah bosan
Aku ucapkan dengan sebuah kejujuran
Tak pernah terlintas sedikitpun kebohongan
Apalagi muncul niat sebuah kegombalan
Karena alasan apa aku selalu mengucapkannya?
Yang aku pikirkan adalah apa yang aku ucapkan
Mudah-mudahan menjadi sebuah Do’a
Do’a yang tak pernah terlewatkan.
Dan mudah-mudahan tak hanya sampai detik ini
Tapi sampai waktu-waktu berikutnya
Untuk selalu berani mengucapkan bahwa.....
Aku teramat sangat menyayangimu.
Puisi “DOA” ini berhasil menangkap esensi dari ungkapan perasaan yang tulus dan mendalam. Kejujuran yang diungkapkan melalui kata-kata sederhana namun penuh makna, menciptakan resonansi emosional yang kuat. Penulis dengan cermat merangkai kalimat-kalimat yang meskipun terkesan langsung, tetap mampu menyentuh hati pembaca. Penggunaan repetisi pada frasa ‘aku ucapkan’ dan ‘mudah-mudahan’ memberikan ritme yang harmonis, memperkuat inti pesan puisi ini. Meskipun tema cinta dan doa bukanlah hal yang baru, penulis berhasil menghadirkan perspektif yang segar, menciptakan nuansa yang hangat dan intim. Namun, di sisi lain, puisi ini mungkin kurang mengejutkan dalam hal struktur dan ide, sehingga pembaca yang mengharapkan inovasi besar mungkin merasa kurang terpenuhi. Secara keseluruhan, “DOA” adalah karya yang indah dan menyentuh, meskipun ada ruang untuk eksplorasi lebih dalam mengenai tema dan teknik penyampaian yang lebih beragam.