Puisi Annisa istianti bulla Berjudul Sebelas-Sebelas 1 Bait 28 Baris
Sebelas-Sebelas
Kala itu simfoni qolbuku tak menentu
antara bahagia dan kecewa
cerita dan nyata
ternyata tak menyatu
tak mampu kudiamkan semua ini
qolbuku terus mencari
kemana jalan yang harus kutapaki
hingga ia tak hadir lagi
hinggga ku tiba disebuah hutan
gelap namun nyaman
ku ukir kisahku disana
kisah yang terurai indah dengan banyak tanya
tanpa ada ragu kutapaki gelapnya
meski tak mungkin
namun kuyakin pasti ada cahaya
dedaunan itu berteriak
menyerangku tanpa permisi
katanya, tak mungkin kugapai mimpiku
pedulikah aku?
tidak!
Kutetap tegar dengan mimpiku
detik-detik sulit berlalu
perlahan mulai ku temukan cahaya itu
cahaya yang kan terangi jejakku
kadang ia redup namun terang kembali
tak kumengerti namun kupahami
mesku tak menampakkan diri
kutahu langitku tak henti bermimpi
Puisi ‘Sebelas-Sebelas’ menawarkan perjalanan emosional yang mendalam, menggambarkan konflik batin antara harapan dan kekecewaan. Penggunaan istilah ‘simfoni qolbuku’ menciptakan kesan musikal yang kuat, menambah kedalaman pada nuansa yang ingin disampaikan. Penulis berhasil menghadirkan suasana hutan gelap sebagai simbol ketidakpastian, namun tetap menyisipkan harapan akan cahaya. Di sisi lain, meski ada keindahan dalam penggambaran visual, beberapa bagian terasa repetitif dan bisa dipadatkan untuk meningkatkan ketajaman pesan. Penyampaian ide tentang pencarian dan keteguhan hati sangat orisinal, tetapi bisa lebih disempurnakan agar lebih mendalam. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil merangkum perjalanan jiwa yang kompleks dengan sentuhan keindahan bahasa yang menawan.