Puisi Rulita Purnaningtyas Berjudul Deru Kerinduan 3 Bait 12 Baris
R
Deru Kerinduan
© Rulita Purnaningtyas
Berjalan tak selalu bergandengan
Memeluk tak selalu merengkuh
Selalu ada rasa tersemat dalam angan
Yang ku sisakan untuk kau kayuh
Selalu ada senyum dalam pilu
Untuk setiap perpisahan ketika senja
Harus ku kokohkan untukmu
Sekedar melepasmu untuk sementara
Terima kasih telah kembali
Menggenggam jemari
Memeluk erat
Tanpa lagi ada kata sekat
Puisi “Deru Kerinduan” menyuguhkan eksplorasi yang mendalam mengenai kerinduan dan perpisahan. Dalam setiap bait, terdapat nuansa emosional yang kuat, menciptakan ikatan yang erat antara pembaca dan pengalaman yang diungkapkan. Pilihan kata yang sederhana namun menyentuh, seperti ‘memeluk’ dan ‘menggenggam jemari’, menunjukkan keindahan bahasa yang digunakan penulis. Namun, meskipun keindahan tersebut terjaga, pengulangan beberapa frasa dapat membuat pembaca merasa sedikit jenuh. Dari segi keaslian ide, puisi ini menawarkan tema yang universal—kerinduan dan perpisahan—namun tidak sepenuhnya membawa perspektif baru. Kedalaman makna yang terkandung dalam setiap bait cukup menggugah, mendorong pembaca untuk merenungkan arti dari setiap perpisahan yang dilalui. Satu hal yang mungkin dapat diperbaiki adalah elemen kejutan; pembaca dapat dihadirkan dengan twist atau perubahan yang lebih mengejutkan dalam narasi. Secara keseluruhan, “Deru Kerinduan” adalah puisi yang menyentuh hati dan penuh makna, meski masih memiliki ruang untuk pengembangan lebih lanjut.