Puisi Nayoko Estiningtyas Berjudul Pencuri kecil 3 Bait 14 Baris

Keaslian Ide
3
Elemen Kejutan
4
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
4
Keindahan Bahasa
3
Score
3.6
1 Voters
Puisi 3 Bait 14 Baris Tentang CintaDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
N

Pencuri kecil

© Nayoko Estiningtyas

Si sialan itu menculik apa yang aku pertahankan
Dan kenapa aku lalai mempertahankan
Hal untuk masa depan, kenapa harus sekarang
Bodohnya aku sampai kecolongan

Pertemuan biasa yang sulit terlupakan
Obrolan garing semakin menghancurkan pikiran
Basa-basi canggung menghasilkan pembicaraan
Karna itu yang membuat aku begadang semalaman
Kejadian itu merangsang hormon kebahagiaan

Katanya harus mencintai Ibu ibu ibu bapak
Hampir saja namamu menggeser ibu ku
Orang yang mengacaukan pikiran ku
Bodohnya aku, bodohnya, bodohnya
Lebih Memilih tulang rusuk daripada mulanya kaki ibu


One comment

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    4
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    3
    3.6/5
    OVERALL SCORE

    Puisi ini menawarkan refleksi yang menggugah tentang hilangnya sesuatu yang berharga akibat kelalaian, dibalut dalam pengalaman emosional yang intens. Kekuatan emosinya terletak pada rasa penyesalan dan introspeksi yang mendalam. Penggunaan frasa seperti ‘si sialan itu menculik’ dan ‘bodohnya aku’ menambah intensitas perasaan yang disampaikan, meskipun pilihan kata yang digunakan terkesan kurang puitis. Keindahan bahasa dalam puisi ini dapat ditingkatkan dengan metafora yang lebih halus dan ritme yang lebih teratur. Ide tentang kehilangan dan penyesalan bukanlah sesuatu yang baru, namun cara penyampaiannya yang menggambarkan konflik antara cinta kepada ibu dan cinta baru memberikan sentuhan yang segar. Kedalaman makna tercermin dalam pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang muncul, seperti nilai dari cinta dan prioritas dalam kehidupan. Elemen kejutan hadir ketika pembaca diperkenalkan pada dilema antara ‘tulang rusuk’ dan ‘kaki ibu’, yang memberikan akhir yang tidak terduga dan menggugah perenungan lebih lanjut.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *