Puisi abudalta Berjudul Besok 6 Bait 17 Baris
a
Besok
© abudalta
apa yang akan terjadi tentang besok
yang terjadi maka terjadilah
hari ini
kembali ku menatap wajah ayu dindaku
yang sangat-sangat sekali tiap waktu ku rindu
rindu kah kamu akan hinanya diriku
yang tiap waktu dahaga kering akan kasihmu terus-terusan lapar akan senyum manismu
tak henti-hentinya ingin nikmati cintamu
ku tahu kau pun sembunyikan cuilan rindumu tersembunyi pada laki-laki yang juga cintaimu
tuk coba lupa dan melupakan kasihku
katakan bahwa kau merindukan mulutku
yang selalu janjikan kalimat-kalimat lalu
yang buatmu menunggu dalam jejak waktu
hari ini segera berlalu
menjadi kemarin saat besok tiba
apa yang terjadi esok
271202
Puisi berjudul ‘Besok’ ini menawarkan renungan tentang kerinduan dan cinta dalam konteks waktu yang terus bergerak. Kekuatan emosinya terletak pada intensitas kerinduan yang diungkapkan secara konsisten, meski terkadang terasa repetitif. Namun, repetisi ini bisa dimaknai sebagai representasi dari siklus perasaan yang tidak kunjung usai. Keindahan bahasa dalam puisi ini cukup menonjol dengan penggunaan diksi yang ekspresif, walau terkadang kehilangan ritme dan kohesivitas. Ide untuk mengeksplorasi kerinduan dengan cara mengaitkannya pada waktu dan harapan esok hari bukanlah hal yang baru, tetapi tetap memberikan ruang untuk interpretasi yang menarik. Kedalaman makna dalam puisi ini terletak pada usaha memahami dan menerima perasaan cinta yang rumit, meskipun penyampaiannya kurang eksplisit. Elemen kejutan agak minim, karena alur dan tema cenderung dapat ditebak, namun emosi yang dihadirkan cukup untuk membuat pembaca terlibat secara emosional.