Puisi Inez Syawalytrie Favourita Berjudul Vibrolis Pejuang 5 Bait 18 Baris
I
Vibrolis Pejuang
© Inez Syawalytrie Favourita
Dia yang tertuang dalam filsuf Malware
Ketika spekulatif menayangkan aktor
Di masa perang buta
Yang menewaskan dua puluh ribu rakyat proletar
Ia tergambar jelas ketika itu
Pasukan peta 15.30 berdiri diantara kesemrawutan karma
Tak berkutik sama sekali
Kala gerilya bertuan dalam sela-sela rampasan perang
Bau darah-darah itu
Tak dapat jengah dari ruang kolega
Beberapa abrasi berakuisisi
Menyatakan tempo tanpa alpa
Kau tak pernah menoleh kebelakang,tak pernah berhenti berkata
Kau bilang padanya-saksi sejarah
Hidup hanya omong kosong sandiwara
Jalan yang kupilih ini,jalan api! Direndam darah!
Direndam darah!
Malang,10 September 2020
Puisi “Vibrolis Pejuang” berhasil menyuguhkan gambaran yang kuat tentang konflik dan penderitaan yang dialami oleh rakyat di tengah perang. Dengan penggunaan bahasa yang penuh imaji dan simbolisme, penulis menggugah emosi pembaca untuk merasakan kesedihan dan kemarahan yang melanda. Struktur puisi yang tidak terikat oleh rima tradisional memberikan kebebasan ekspresi yang mendalam, meski kadang terasa agak sulit dipahami. Kekuatan emosi yang ditampilkan sangat kuat, terutama dalam pengulangan frasa ‘Direndam darah!’ yang menekankan tragedi yang dialami. Namun, terdapat bagian-bagian yang mungkin perlu diperhalus agar lebih mudah dicerna oleh pembaca umum. Ide yang diangkat juga cukup orisinal dengan memasukkan elemen filsafat dan sejarah, meski beberapa referensi bisa jadi lebih jelas. Dalam hal kedalaman makna, puisi ini menggugah pemikiran tentang arti perjuangan dan pengorbanan. Secara keseluruhan, karya ini menunjukkan potensi yang besar, meski masih ada ruang untuk penyempurnaan.