Puisi Moch. Farid Cahya Hendrawan Berjudul Kartini Indonesia 3 Bait 30 Baris

Direct Rates
4
Keaslian Ide
4
Elemen Kejutan
2
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
3
Keindahan Bahasa
3
Score
3.3
2 Voters
Puisi 3 Bait 30 Baris Tentang PahlawanDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
M

Kartini Indonesia

© Moch. Farid Cahya Hendrawan

Kartini Indonesia
Karya : Moch.Farid Cahya Hendrawan

Generasi Putri Kartini Indonesia
sungguh cantik berparas menawan
memikat hati para kaum lelaki
menggunakan kebaya berkain batik
Khas tanah pertiwi Indonesia
lenggak-lenggok berjalan kaki
mengitari bumi merawat warisan leluhur
dari turun-temurun melewati masa ke masa
Mulai pagi hari kembali menuju sore hari
tanpa lelah Putri Kartini Indonesia
beradu karya memainkan fikiran sehat
membuat Indonesia semakin bertambah kuat
Dari Ibu Fatmawati Soekarno
hingga Sang Ibu Wanita Penyelamat nasib
semua Kaum Wanita Ibu R.A. Kartini
ajaran perilaku dan norma hidup
selalu disampaikan dalam kehidupan nyata
demi menciptakan negara yang bijaksana
Saat ini setiap tahun ke tahun baru
Para Kartini Indonesia makin bertekad kuat
selalu bekerja keras disamping kodratnya
Sebagai wanita pribadi sampai dengan rela hati
Mengabdikan Negeri membalas jasa-jasa
Para Bunga Bangsa Negeri Indonesia tercinta
Semoga Kartini Indonesia dimasa mendatang
mampu bersaing aktif bergerak maju ke depan
membawa perubahan bagi putra-putriya kelak

Terbit : Senin, 21 Mei 2018


One comment

  1. Keaslian Ide
    4
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    3
    Keindahan Bahasa
    3
    3.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Kartini Indonesia” karya Moch. Farid Cahya Hendrawan mengusung tema yang sangat relevan dan emosional, yaitu penghormatan terhadap peran wanita dalam sejarah serta perjuangan mereka untuk mencapai kesetaraan. Dengan penggambaran Kartini sebagai sosok yang memikat dan menginspirasi, penulis berhasil membangkitkan rasa bangga akan warisan budaya Indonesia. Namun, meskipun puisi ini memiliki niat baik, penggunaan bahasa yang cenderung repetitif dan kurang variatif mengurangi keindahan sastra yang diharapkan. Selain itu, meskipun ada penekanan terhadap perjuangan wanita, kedalaman makna yang tersampaikan masih terasa dangkal dan tidak sepenuhnya eksploratif. Kalimat-kalimat yang disusun masih terkesan datar dan kurang mampu menghadirkan kejutan yang dapat menggugah pemikiran pembaca lebih jauh. Dengan demikian, puisi ini memiliki potensi yang besar, namun perlu pengembangan lebih lanjut untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam aspek estetika dan pemikiran kritis.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *