Puisi Pramita Widya Berjudul Terlanjur Basah 2 Bait 7 Baris
p
Terlanjur Basah
© pramita widya
Aku dan kamu sempat menjadi “kita”
Pada waktu yang sementara
Bahkan belum ada kata pisah
Belum tersampaikan kasih dan kisah
Pisau cinta tumpul, tak diasah
Kamu pergi : aku terlanjur basah
Denpasar, 10 Januari 2021
Puisi “Terlanjur Basah” menyajikan refleksi mendalam tentang kehilangan dan cinta yang terputus. Penggambaran hubungan antara ‘aku’ dan ‘kamu’ yang sempat menjadi ‘kita’ menciptakan rasa nostalgia yang kuat. Penulis dengan bijaksana menggunakan metafora ‘pisau cinta tumpul, tak diasah’ untuk mengekspresikan ketidakmampuan dalam mempertahankan hubungan. Penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna berhasil menyentuh hati pembaca, meski terkadang terasa kurang puitis. Di sisi lain, meski tema kehilangan bukanlah hal yang baru dalam puisi, penyampaian emosi melalui pengalaman personal menjadikannya terasa autentik. Namun, penulis bisa mengeksplorasi elemen kejutan lebih dalam untuk membuat pembaca terkejut dengan twist yang tak terduga. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyampaikan pesan yang kuat dan emosional dengan gaya yang sederhana, meskipun ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.