Puisi Eoni Berjudul Tuang Buih 3 Bait 12 Baris
E
Tuang Buih
© Eoni
Gelap itu terisi hitam pekat bagaikan buta
Perlu adanya cahaya agar bisa meraba
Tidak usah terlalu terang cahayanya
Untuk membakar hitam pekat menutup mata
Gandeng satu tahan seribu
Daun jatuh menyingkap kaku
Datang rindu kau pergi menjauhku
Terlena diam akan apa salahku
Sinar itu belum pudar
Tapi kau sudah menebar
Mata terang benderang sabar
Jika sudah begitu pohon tinggal akar
Puisi ‘Tuang Buih’ menawarkan pengalaman membaca yang penuh kontras antara gelap dan terang, simbolis dari pencarian dan kehilangan. Baris-barisnya menyentuh emosi dengan penggambaran yang kuat tentang kegelapan yang harus ditembus oleh cahaya, meskipun hanya setitik. Frasa seperti ‘Gandeng satu tahan seribu’ dan ‘Daun jatuh menyingkap kaku’ menambah kedalaman makna, mengisyaratkan kekuatan persatuan dan perubahan yang tak terhindarkan. Namun, di balik keindahan metafor tersebut, ada elemen kejutan yang agak minim karena alur emosinya cukup dapat diprediksi. Keaslian ide dalam puisi ini dapat dirasakan pada pemilihan diksi yang unik meskipun tema pencarian cahaya dalam kegelapan bukanlah hal baru. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyampaikan nuansa kerinduan dan penyesalan dengan bahasa yang indah dan mendayu-dayu, meskipun bisa lebih menggugah jika disertai dengan lebih banyak elemen yang tak terduga.