Puisi anonym Berjudul Menyesap Kopi di Suatu Pagi 3 Bait 10 Baris
a
Menyesap Kopi di Suatu Pagi
© anonym
Mari, kuajak kau
menuang kopi pada selembar lepek
agar semua bebanmu-bebanku
larut dalam tiap tetes pekatnya
Hingga akhirnya kita tuntaskan dahaga
pada kuncup-kuncup bahagia
menunggu di akhir waktu
yang tetap saja bisu
Oleh Sektor Sembilan
(kebun rojo-jombang)
Puisi “Menyesap Kopi di Suatu Pagi” berhasil menciptakan suasana intim dan hangat melalui pilihan kata yang cermat. Frasa ‘menuang kopi pada selembar lepek’ memberikan gambaran yang sangat visual dan menyentuh, seolah mengajak pembaca untuk merasakan kedekatan dalam sebuah momen sederhana. Emosi dalam puisi ini terasa kuat, khususnya dalam harapan akan kebahagiaan yang ‘menunggu di akhir waktu’. Namun, meski ada nuansa yang mendalam, penggunaan istilah ‘Sektor Sembilan’ mungkin kurang jelas bagi pembaca, sehingga sedikit mengurangi kejelasan makna yang ingin disampaikan. Secara keseluruhan, puisi ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana hal-hal kecil dalam hidup, seperti secangkir kopi, dapat menjadi sarana untuk meredakan beban dan menemukan kebahagiaan. Dengan demikian, puisi ini menunjukkan keindahan bahasa yang terjalin dengan emosi dan makna yang mendalam, meski ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam hal keaslian ide dan elemen kejutan.