Puisi Fiqryghifary Berjudul Terbenam 8 Bait 9 Baris
F
Terbenam
© Fiqryghifary
Terbenam..
Lebih dari cukup aku di godamu dengan warna yang tidak pernah berubah dari waktu ke waktu
jingga yang kemerahan dengan senyum manis dari bibir tipismu
yang mungkin aku mulai merindukannya
biarkan aku yang mendekatimu kali ini saja
tidak perlu sedekat nadi dan aku pun menyadarinya
hanya ingin sedekat ini
untuk bisa melihat jelas bayanganku dimata coklatmu
sampai matahari benar-benar turun dan gelap meniadakan kita lagi..
Puisi ‘Terbenam’ menggambarkan perasaan kerinduan yang mendalam dengan penggunaan imaji yang kuat dan warna-warna hangat. Penggunaan kata ‘jingga’ dan ‘kemerahan’ menciptakan suasana yang indah dan melankolis, mencerminkan perasaan yang kompleks antara cinta dan kehilangan. Meskipun aliran kalimatnya terkesan panjang, hal ini justru menambah nuansa aliran emosi yang tak terputus. Namun, ada kalanya penggunaan frasa dapat terasa sedikit berlebihan, membuat pembaca harus berusaha lebih untuk menangkap intisari dari perasaan yang ingin disampaikan. Di sisi lain, ide tentang keintiman yang diinginkan, namun dibatasi oleh jarak, adalah tema yang universal dan mudah dipahami. Dalam hal kejutan, puisi ini tidak memberikan twist yang signifikan, tetapi kejujuran emosional yang ditampilkan cukup mengena. Secara keseluruhan, ‘Terbenam’ adalah sebuah karya yang menyentuh, meskipun ada beberapa aspek yang dapat diperhalus untuk mencapai kejelasan yang lebih baik.