Puisi Inez Syawalytrie F Berjudul Wabah Saronen 2 Bait 13 Baris
I
Wabah Saronen
© Inez Syawalytrie F
Saronenku memecah,
Ketika aku menyanjungmu,aku menyimak larik Sapardi tentang suatu hari nanti
Sementara orang orang mengurung seru dan aku berkeliaran mencari ketiadaan,
Sebab saronen mewabah lebih cepat dari perkiraannya
Lantaran pinisan duka itu telah koyak menjengat
Ia fikir hedonisme dipercaya betul
"Pada suatu hari nanti
Oleh Sapardi"
Itu sudah cukup menyuratkan betapa kejapannya saraf jemari jemari itu
Menjelang persiapan aku bersiaga memenuhi gerombolan wabah
Kendatipun saronenku pecah
Aku masih sama seperti orang yang telah kehilangan banyak darah waktu itu.
Malang,10 Agustus 2020
Puisi baru ini bener bener bagus banget dan menyentuh hati
Puisi “Wabah Saronen” menyuguhkan nuansa yang kuat dan emosional dengan penggambaran yang mendalam tentang kehilangan dan penderitaan. Penulis berhasil mengaitkan pengalaman pribadi dengan referensi sastra yang kaya, khususnya kutipan dari Sapardi, yang memberikan lapisan makna tambahan. Penggunaan kata-kata seperti ‘memecah’, ‘wabah’, dan ‘koyak’ menciptakan citra yang sangat kuat, menggambarkan kondisi psikologis yang terpuruk. Meskipun demikian, alur pemikiran dalam puisi ini terkadang terasa melompat-lompat, sehingga bisa sedikit membingungkan bagi pembaca. Keaslian ide yang diusung membuka perspektif baru tentang bagaimana seni dan pengalaman hidup saling berinteraksi, namun beberapa bagian mungkin perlu penajaman lebih lanjut untuk mencapai kedalaman makna yang lebih utuh. Selain itu, meskipun terdapat elemen kejutan dalam penggabungan tema wabah dan pengalaman pribadi, hal ini bisa lebih dieksplorasi. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang menggerakkan hati, meski masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut dalam hal struktur dan penajaman makna.