Puisi Nabila Agustin Berjudul Tangisan Ibu Pertiwi 6 Bait 24 Baris

Keaslian Ide
3
Elemen Kejutan
2
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
4
Keindahan Bahasa
3
Score
3.2
1 Voters
Puisi 6 Bait 24 Baris Tentang PahlawanDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
N

Tangisan Ibu Pertiwi

© Nabila Agustin

Kulihat ibu Pertiwi sedang menanggung kesakitan diatas tanah ini.
Tanah kering kerontang tanpa bakti putra putrinya.
Ibu Pertiwi kau tampak murung kusam dan gusar.
Hutanmu kini tak lagi rimbun.

Aliran sungaimu kini tak sejernih dulu lagi.
Kekayaan alam menjadi corak yang tak terkalahkan habis ditelan masa.
Kini ibu Pertiwi sedang bersedih.
Ibu Pertiwi nafasmu kini semakin berat tersengal.

Ibu Pertiwi usiamu kini sudah renta tak lagi muda.
Ibu Pertiwi aku tahu engkau putus asa.
Ibu Pertiwi engkau kini merasakan kekecewaan yang mendalam.
Nusantara sekarang sedang merintih dari Sabang sampai Merauke.

Negeriku kini engkau banjiri air mata derita.
Wahai pemangku kekuasaan negeri ini hapuslah air mata derita itu.
Siapa yang telah menggarong negeri ini.
Siapa yang telah membuat mu menangis.

Mencungkil habis butiran emas bumi Pertiwi.
Engkau kini telah berkalung tahta.
Gunung-gunung seakan ikut berduka.
Ibu kini separuh tubuhmu telah dihancurkan oleh rakyat-rakyat yang tak bertanggung jawab.

Wahai engkau ibu Pertiwi.
Akan kubalut lukamu kubebat darahmu kuobati cederamu.
Cepatlah sembuh dan senyumlah kembali untuk negeri.
Maafkan kami putra putrimu yang tak mampu menjaga surgamu.


One comment

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    3
    3.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Tangisan Ibu Pertiwi” berhasil menyampaikan pesan yang mendalam mengenai penderitaan alam dan tanggung jawab manusia terhadapnya. Penggambaran Ibu Pertiwi yang merintih dan menderita menciptakan resona emosional yang kuat, seakan-akan kita diajak turut merasakan kepedihan yang dialaminya. Diksi yang digunakan cukup sederhana namun efektif, membuat pembaca dengan mudah memahami kondisi yang digambarkan. Namun, meskipun terdapat keindahan dalam pengulangan frasa ‘Ibu Pertiwi’, terkadang repetisi tersebut terasa berlebihan dan bisa mengurangi kekuatan narasi. Ide tentang kesedihan Ibu Pertiwi sebagai simbol alam yang terluka adalah ide yang cukup umum, meski diekspresikan dengan cara yang menyentuh. Makna yang terkandung dalam puisi ini cukup dalam, menyoroti kesalahan manusia dalam merusak lingkungan, namun bisa lebih diperkuat dengan penggunaan metafora yang lebih kaya. Elemen kejutan dalam puisi ini mungkin kurang, karena tema tentang kerusakan alam adalah tema yang sudah sering diangkat. Secara keseluruhan, puisi ini merupakan karya yang patut diapresiasi, namun masih memiliki ruang untuk pengembangan lebih lanjut dalam hal kekuatan bahasa dan elemen kejutan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *