Puisi anonym Berjudul Sang Kicau 1 Bait 13 Baris
a
Sang Kicau
© anonym
Tak lama kau berkicau,,
Dan tak banyak yang kau sampaikan,,
Hingga para jejaka ini tak pelak,,
Melirik kesana kemari,,
Seperti kau melihat media,,
Saat kau berkicau sedikit,,
Media menampilkan banyak,,
Seolah burung ini elang,,
Seolah burung ini gagah,,
Sangat pandai berkicau,,
Tapi selir-selir menunggumu,,
Menunggu aksimu,,,saat ini,,untuk esok,,
Jangan jadi sang kicau.
Puisi “Sang Kicau” menyajikan gambaran yang menarik tentang hubungan antara suara dan perhatian, serta dampaknya terhadap eksistensi individu dalam masyarakat. Penggunaan metafora burung sebagai simbol komunikasi yang hanya terdengar sedikit, tetapi memiliki dampak yang besar, memberikan nuansa yang mendalam. Meskipun terdapat pengulangan yang mungkin berfungsi untuk menekankan pesan, terkadang hal tersebut dapat mengurangi ritme puisi. Namun, keindahan bahasa yang sederhana dan langsung menciptakan kesan yang mudah dicerna oleh pembaca. Di sisi lain, ide yang diusung tentang bagaimana individu dapat terjebak dalam citra yang diciptakan oleh media dan ekspektasi orang lain sangat relevan dengan kondisi saat ini. Kelemahan dari puisi ini terletak pada kurangnya elemen kejutan yang dapat menggugah lebih jauh. Secara keseluruhan, “Sang Kicau” berhasil menyampaikan pesan yang kuat meski belum sepenuhnya mengoptimalkan potensi kejutan di dalamnya.