Puisi Ahmad farhan Berjudul Semesta 2 Bait 15 Baris
A
Semesta
© Ahmad farhan
Semesta..
Langkah kaki telah keluar dari persinggahan nyaman..
Rapalan doa demikian...
Beberapa niaga telah di rajut menjadi impian...
Berapa hati lagi yang akan di patahkan..
Semesta...
Sadisnya kau meruntuhkan harapan bahkan pula menjatuhkan..
Serasa kau tak akan berada di pihak tuan
Tapi,
Kau menjatuhkan tak sungkan membawa jalan...
Terima kasih semesta..
Garis lintang di bibir seraya mengiyakan
Namun sukmaku tak demikian.
Cleosastra
Salatiga,04/2020
Puisi berjudul ‘Semesta’ ini menghadirkan sebuah refleksi mendalam tentang perjalanan hidup yang penuh tantangan. Melalui personifikasi semesta, penulis menggambarkan kesedihan dan kekecewaan manusia ketika berhadapan dengan kenyataan yang tidak sesuai harapan. Dalam hal kekuatan emosi, puisi ini berhasil menyentuh pembaca dengan ungkapan perasaan patah hati dan penerimaan yang mendalam, meskipun bisa lebih didalami lagi. Dari segi keindahan bahasa, penggunaan diksi yang sederhana namun puitis cukup efektif, meski beberapa frasa terasa klise. Ide menggambarkan semesta sebagai entitas yang berperan aktif dalam kehidupan manusia adalah konsep yang menarik, meskipun bukan hal yang sepenuhnya baru. Kedalaman makna dari puisi ini lebih bersifat reflektif dan introspektif, mendorong pembaca untuk merenungkan hubungan mereka dengan alam semesta. Elemen kejutan dalam puisi ini terbatas, karena alurnya cukup dapat diprediksi. Secara keseluruhan, puisi ini memancarkan perasaan yang jujur dan tulus, meski masih menyisakan ruang untuk pengembangan lebih lanjut.