Puisi Danny Faldy Berjudul Senja Aku Rindu 2 Bait 9 Baris
D
Senja Aku Rindu
© Danny Faldy
Dan hati ini kian saja terasa kelam
Yang pekatnya lebih hitam dari ukiran malam
Sepenggal ragu menggurat asa jika rindu itu tiba
Akankah kita indah seperti jingga saat matahari menua
Gerimis menghantarkan langkahku berlalu
Aku mematung menatap persimpangan jalan berliku
Meski bibir mengatup rapat menahan gigil pilu
Tetapi kepala masih saja terus berteriak seru !
Senja, aku merindu…!!!
Puisi “Senja Aku Rindu” berhasil menyampaikan emosi kerinduan yang mendalam melalui gambaran visual yang kuat dan nuansa melankolis. Penggunaan kata-kata seperti ‘kelam’, ‘hitam’, dan ‘gerimis’ menciptakan atmosfer yang sejalan dengan tema kerinduan yang dirasakan penulis. Selain itu, peralihan dari penggambaran alam ke perasaan batin menunjukkan kedalaman emosi yang mengena. Namun, meskipun puisi ini indah, ada beberapa bagian yang terasa klise, seperti penggunaan ‘jingga saat matahari menua’, yang sudah sering digunakan dalam puisi lain. Kejutan dalam puisi ini terletak pada pernyataan akhir yang mengungkapkan kerinduan dengan suara yang hampir berteriak, namun tidak sepenuhnya mengejutkan. Secara keseluruhan, puisi ini menawarkan perjalanan emosional yang menarik, meski masih bisa disempurnakan dalam hal keaslian ide.
Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang kuat dan emosional, namun ada ruang untuk eksplorasi yang lebih dalam dalam hal keunikan.