Puisi Jayanto Halim Tjoa Berjudul Dunia dalam Hujan 5 Bait 20 Baris

Keaslian Ide
3
Elemen Kejutan
2
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
4
Keindahan Bahasa
4
Score
3.4
1 Voters
Puisi 5 Bait 20 Baris Tentang RinduDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
J

Dunia dalam Hujan

© Jayanto Halim Tjoa

Tiada yang tahu kejatuhannya tanpa asal muasal;
Tiada yang melupa dimana sang hujan tercurah;
Ia yang hanya jatuh berlinangan terbasahi penuh sesal;
Ia yang menanti ketiadaan hari-hari yang cerah;

Terberkatilah wahai pepohonan yang berdesah;
Terberkati jualah hati yang menanggung gelisah;
Meneteslah wahai keakuan butir-butir awan;
Terlepaslah apa yang seharusnya terlepaskan;

Apakah mungkin ini semilir kerinduan;
Yang terbungkus erat-erat oleh kebolehjadian?
Ataukah ini hanya segumpal perasaan;
Yang mengkal diantara kebahagiaan dan kesedihan?

Yang masih belum berjatuhan;
Biarlah ia tetap pada semestinya;
Yang masih belum tercurahkan;
Biarlah kelak ia tetap menjadi rahasia;

Wahai sayangku dengarlah irama hujan itu;
Wahai manisku hiruplah aroma hujan itu;
Jadilah candu dalam hadirnya hujan itu;
Dan biarlah aku terus terasing di hujan itu.


2 Comments

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    4
    3.4/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Dunia dalam Hujan” menghadirkan nuansa yang intim dan puitis, menciptakan suasana yang sarat dengan emosi melalui gambaran hujan yang melambangkan kerinduan dan kesedihan. Penyair dengan cerdas menggunakan personifikasi pada hujan dan pepohonan, menambah kedalaman makna dan menciptakan hubungan yang erat antara alam dan perasaan manusia. Pengulangan frasa ‘biarlah’ menciptakan ritme yang mendayu-dayu, seolah-olah menyiratkan harapan dan penyerahan. Namun, meski puisi ini memiliki keindahan dan kekuatan dalam bahasa, ada beberapa bagian yang terasa sedikit bertele-tele dan dapat dipadatkan untuk meningkatkan dampaknya. Keseluruhan, puisi ini berhasil menyampaikan rasa kerinduan yang universal, meskipun tidak ada elemen kejutan yang signifikan. Dengan sentuhan yang lembut, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan makna di balik hujan dan perasaan yang terpendam. Sebuah karya yang menawan, namun masih memiliki ruang untuk eksplorasi lebih lanjut.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *