Puisi Refki Prasetya Berjudul Riuh di malam hari 5 Bait 20 Baris
R
Riuh di malam hari
© Refki Prasetya
Tak kusangka
Angin malam membuat ku tak tenang
Dinginnya malam terasa mencekam
Terhempas kan kesunyian yang begitu mendalam
Untuk kesekian kalinya
Ku tuliskan surat rindu
Namun bukan sembarang rindu
Karena terlepas dari belenggu nafsu
Siulan burung gagak
Tangisan seorang bayi
Dan alunan gitar tua
Menyatu harmoni dalam sukma
Akan ku tunggu pagi menjelang
Melepas sebuah kesunyian
Menyambut datangnya kerinduan
Yang dibawa oleh sang rembulan
Tersirat dalam puisiku
Ku ceritakan tentang dirimu
Yang gemar menyayat hati
Sebagai pertanda teman sehidup semati
Puisi “Riuh di malam hari” menyajikan gambaran yang kuat tentang kerinduan dan kesunyian, di mana penulis berhasil menciptakan suasana yang mencekam namun sekaligus puitis. Penggunaan elemen alam seperti angin malam dan burung gagak memberikan kedalaman pada nuansa yang dihadirkan. Saya mengapresiasi kemampuan penulis untuk menggabungkan elemen sehari-hari dengan emosi yang mendalam, menciptakan harmoni yang mengena di hati pembaca. Namun, meskipun puisi ini memiliki keindahan bahasa yang kuat, ada bagian yang terasa agak klise, sehingga mengurangi keaslian ide. Di sisi lain, elemen kejutan yang dihadirkan dalam penutup puisi ini memberikan nuansa yang segar dan mengajak pembaca untuk merenung lebih dalam mengenai arti dari kerinduan itu sendiri. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh emosi dan menyampaikan pesan yang mendalam, meskipun masih ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam aspek keaslian ide dan keindahan bahasa.