Puisi Asmarani Berjudul Terjebak malam 1 Bait 19 Baris
A
Terjebak malam
© Asmarani
Kala malam semakin larut
Aku terbujur dalam kesunyian
Kerinduan malah semakin akut
Entah kapan terbalaskan
.
Semakin malam
Mulut bungkam
Mata terpejam
Tenggelam
.
Kala aku bangun pagi
Mentari menyambut hari
Aku lupa tentang rindu semalam
Temaram
.
Kembali malam
Lamunanku jauh menerawang
Rindu terkenang
Semakin dalam
Puisi “Terjebak malam” berhasil menangkap esensi kerinduan dan kesunyian yang sering dialami dalam malam yang panjang. Penulis dengan cermat merangkai kata-kata yang mencerminkan perasaan mendalam, menciptakan suasana yang dapat dirasakan oleh banyak pembaca. Penggunaan repetisi kata ‘malam’ dan ‘rindu’ memberi penekanan pada tema yang ingin diangkat, meskipun terkadang terasa sedikit monoton. Dalam hal keindahan bahasa, puisi ini memiliki nuansa yang lembut dan puitis, meski bisa lebih diperkuat dengan pilihan kata yang lebih variatif. Ide yang diusung juga cukup umum, namun dikemas dengan cara yang sederhana namun efektif. Kedalaman makna puisi ini terletak pada kontras antara kesunyian malam dan harapan akan hari yang baru, meskipun ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut. Elemen kejutan dalam puisi ini cenderung minim, sehingga pembaca mungkin tidak merasakan twist yang mengejutkan. Namun, secara keseluruhan, puisi ini menyentuh dan layak diapresiasi.