Puisi Lazuardi_Zu Berjudul Rembang Petang 6 Bait 16 Baris

Keaslian Ide
4
Elemen Kejutan
3
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
5
Keindahan Bahasa
4
Score
4
1 Voters
Puisi 6 Bait 16 Baris Tentang AlamDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
L

Rembang Petang

© Lazuardi_Zu

Senja tak seindah puisi bersirat makna tentang cinta asmaraloka
Senja juga tak semanis rindu yang tersampaikan dari angin lalu tanpa temu
Semburat jingga dalam senja mengingatkan anyir dari luka sesosok manusia,
menariknya begitu dalam hingga lupa pada yang nyata.

Aku pernah membenci senja, karena setelahnya hanya akan ada gulita di mana-mana.
Membawa cahaya tenggelam tanpa kata-kata.
Memberitahu bahwa yang indah hanya bersifat sementara.

Aku pernah membenci senja, karena dia menjadi saksi dari luka yang sengaja disimpan di sudut dada.
Saksi bisu saat senyum berubah isak di keremangan malam.
Saat aku berubah layaknya koma tanpa nyawa, titik tanda binasa.

Senja selalu seperti itu, datang perlahan pergi dan hilang, jejaknya menyisakan kehampaan.

Sayangnya sang rembang petang itu terkadang menenangkan.
Mengingatkan bahwa terang tak akan selalu menemani.
Mengajariku bagaimana caranya menghargai rasa sunyi dan diri sendiri.
Menarik kembali aroma ikhlas ke sanubari.

Sampai bertemu kembali, senja.


One comment

  1. Keaslian Ide
    4
    Elemen Kejutan
    3
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    5
    Keindahan Bahasa
    4
    4/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Rembang Petang” menampilkan daya tarik yang kuat melalui penggambaran senja sebagai simbol ketidakpastian dan keindahan yang temporer. Penggunaan metafora yang cerdas, seperti ‘saksi bisu’ dan ‘aroma ikhlas’, memperkaya pengalaman emosional pembaca. Penyair berhasil mengekspresikan rasa duka dan refleksi diri yang mendalam, menciptakan ikatan emosional yang kuat dengan pembaca. Namun, meskipun puisi ini menyiratkan keindahan, ada saat-saat di mana alur perasaan terasa sedikit monoton, yang bisa mengurangi dampaknya. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil mengajak pembaca merenungkan arti kehadiran dan kehilangan dalam hidup, menjadikannya sebuah karya yang patut diapresiasi.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *