Puisi silveryun Berjudul pesan buat bidadaraku 11 Bait 64 Baris
pesan buat bidadaraku
assalamualaikum,
itu kau ?
apa khabar ?
ku harap kau dapat membaca surat hati ini
aku baik saja,
duduk bersebelahan dengan jendela yang
diliputi salju,
aku baik saja,
melihat kearah luar dengan harapan yang aku
akan kau kunjung,
dengan membawa sekuntum bunga kamelia,
dengan membawa sebentuk cincin tidak bertakhtakan berlian,
atau apa pun yang kau punya sekarang,
untuk memintaku menjadi milikmu,
19.2.19
tarikh dimana kau pergi.
menabur bakti,
melawan musuh,
dinegara bertakhtakan Baitulmal,
aku rela,
asalkan yang kau juang,
ialah maruah dan agama,
aku tersenyum,
"tak mengapa"
kau juga membalas,
yang paling lebar,
yang paling manis,
yang pertama kali aku melihat,
kau memakainya,
aku menunggu,
pada hari 99,
di maktab ketenteraanmu,
jenderal datang kepadaku lali
menyerahkan surat kuning,
mengatakan kau tumpas,
ketika mana peluru menembus rusuk,
terus ke jantung,
tempat ia berdetak untukku,
aku membukanya,
" setelah usai perang ini, akan ku lamar mu.
dan bumi akan menumbuhkan bunga tercantik,
dan rahim mu akan menempatkan puteri tercantik
di mata-Nya"
aku terjatuh,
melutut,
tidak,
aku tidak meratapi,
aku mensyukuri,
sekurangnya kau pergi dengan pangkat
tertinggi disisinya,
aku tersenyum mengingatinya,
surat mu masih disimpan,
mungkkin akan terus disimpan
hingga aku dimamah usia,
pergilah sayang,
pergi bersama bidadari,
yang menantimu sebagai seorang syahid,
yang kematiannya digembar-gemburkan,
yang perginya dicemburui insan,
pergilah,
tidak kamu aku halangi,
hati ini memang sarat dengan bumbu rindu,
tapi tak apa,
aku akan mengikutimu
Puisi “pesan buat bidadaraku” berhasil menyampaikan emosi mendalam melalui narasi yang penuh kerinduan dan pengorbanan. Pembaca dapat merasakan rasa kehilangan yang kuat, diimbangi dengan kebanggaan terhadap pengorbanan sang kekasih. Gaya bahasa yang digunakan meskipun sederhana, mampu menciptakan keindahan dalam kesedihan, terutama dalam gambaran bunga kamelia dan harapan akan masa depan. Namun, meskipun ide tentang cinta yang terpisah oleh kematian sangat umum, penyampaian yang tulus memberikan keaslian tersendiri. Kedalaman makna dalam puisi ini sangat terasa, terutama dalam bagaimana cinta dan kehilangan dihadapkan pada konteks perjuangan. Elemen kejutan juga muncul dalam pengungkapan akhir yang tidak hanya meratapi kehilangan, tetapi juga merayakan pengorbanan. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang menyentuh hati dan memberikan refleksi yang dalam. Namun, ada ruang untuk eksplorasi lebih jauh dalam penggunaan metafora dan simbolisme agar lebih mendalam lagi.