Puisi millaricindi Berjudul Pergi 1 Bait 16 Baris
m
Pergi
© millaricindi
Redup remang pelita,
membawaku membuai jiwa
menuju sang putih bergaris
Menoreh segala isi,
dalam hati yang teriris
Kukatakan padanya,
Tak ada yang kunjung bersua
Padahal rindu merasuki lara
Sesak dada membekukan aksara
Terhentilah ditengah suara
Bukan hanya hujan yang jatuh
Mata ini jua,yang tak sempat kau sentuh
Bila hanya abu abu yang membayang
Tiada arti sebuah kasih sayang
Bila cukup sampai disini
Tiada lagi selain pergi.
Puisi “Pergi” menyuguhkan nuansa kesedihan dan kehilangan yang mendalam. Melalui pilihan kata yang sederhana namun penuh rasa, penyair berhasil membangkitkan emosi pembaca dengan gambaran visual yang kuat, seperti “redup remang pelita” dan “rindu merasuki lara”. Keindahan bahasa yang digunakan menciptakan ritme yang harmonis, meskipun beberapa frasa mungkin dapat lebih diperdalam untuk menambah keindahan keseluruhan. Ide yang diangkat tentang perpisahan dan kerinduan sangat relevan dan universal, meskipun tidak sepenuhnya baru. Namun, kedalaman makna puisi ini terasa memikat, terutama dengan pernyataan akhir yang tegas tentang keputusan untuk pergi. Elemen kejutan dalam puisi ini terletak pada transisi dari harapan menuju kepastian perpisahan, meski tidak begitu mencolok. Secara keseluruhan, puisi ini merupakan karya yang menyentuh, dengan potensi untuk menggugah perasaan banyak orang yang pernah mengalami perpisahan. Dengan demikian, puisi ini patut diapresiasi karena kemampuannya mengajak pembaca merasakan perjalanan emosional yang dialami penyair.