Puisi Amelia Berjudul PERNYATAAN 4 Bait 16 Baris
A
PERNYATAAN
© Amelia
Dipersimpangan hidup kita bertemu
Bagai siang berawan dengan angin yang menyapa
Dalam sadar dunia menjadi semu
Seakan waktu berada dititik hampa
Penantian panjang adalah saksi bisu
Dengan setia diri selalu menunggu
Dalam doa selalu merintih
Bahwa kaulah pemilik hati
Hatiku telah melabu
Rasa pun telah bertumbuh
Terpujilah Yang Maha Agung
Memberi rasa tak terbendung
Wahai matahari yang berseri
Kepada bintang yang berderang
Serukanlah kepada kekasih hati
Bawa dia lah yang tersayang.
Puisi “PERNYATAAN” ini berhasil menyentuh sisi emosional pembaca melalui penggambaran perasaan cinta yang mendalam dan penuh harapan. Metafora “siang berawan” dan “angin yang menyapa” menggambarkan pertemuan yang penuh nuansa, menciptakan suasana intim dan reflektif. Selain itu, penantian yang digambarkan sebagai “saksi bisu” menambah kedalaman makna, menunjukkan kesetiaan yang tulus. Namun, meski indah, ada beberapa frasa yang terasa klise, seperti “Hatiku telah melabu” yang kurang memberikan keaslian dalam ungkapan rasa. Keberadaan elemen spiritual dengan menyebut “Yang Maha Agung” memberi dimensi tambahan, tetapi dapat dipertimbangkan untuk lebih eksploratif. Secara keseluruhan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti cinta dan kesetiaan, sambil menyisakan ruang untuk keajaiban yang mungkin datang. Paduan antara keindahan bahasa dan penghayatan emosional membuat karya ini layak diapresiasi, meski masih ada ruang untuk eksplorasi ide yang lebih segar.