Puisi Danny Faldy Berjudul Percakapan Malam 3 Bait 14 Baris
D
Percakapan Malam
© Danny Faldy
Hujan yang mengguyur sesaat,
Menyisakan genangan dalam keheningan
Duduk di depan serambi depan.
Katanya memecah kesunyian;
Tapi biarlah sunyi,
Biarlah kujaga malam ini.
Aku ingin sendiri,
Menuliskanmu seperti ini.
Mengusir rindu yang menghujani hati
Meski di luar hujan telah terhenti.
Sudahlah, hujan seperti takdir,
tak mungkin kembali ke langit lagi.
Dan aku terdiam
...
Puisi “Percakapan Malam” berhasil menangkap esensi kesunyian dan kerinduan melalui imagery yang kuat dan suasana yang intim. Penggunaan hujan sebagai simbol takdir dan ketidakpastian menciptakan kedalaman emosi yang terasa akrab bagi pembaca. Penyair dengan cermat membangun nuansa dengan pilihan kata yang menyentuh dan melankolis, seperti “mengusir rindu yang menghujani hati”. Selain itu, struktur yang sederhana namun mendalam ini memberikan ruang bagi pembaca untuk merenung tentang hubungan yang terjalin dalam keheningan malam. Namun, di sisi lain, meskipun keindahan bahasa sangat terasa, elemen kejutan dalam puisi ini masih bisa ditingkatkan untuk memberikan dampak yang lebih kuat. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang menyentuh hati dan mengajak kita merenungkan momen-momen kesendirian dan kerinduan dengan cara yang elegan.