Puisi Onsi GN Berjudul Oktober di Bukit 3 Bait 11 Baris
O
Oktober di Bukit
© Onsi GN
Pada bukit kami merangkak tanya
Tentang persoalan yang terus mengeras
Melihat tanda sapa menegur
Merenggut setiap tanya
Tanyaku adalah janjiku
Yang kini tertidur melampaui usiamu
Bukan aku menolak janjimu
Tapi getah resah menegur kebosananku
Oktober kembali mengatup
Memungut tanya menanam jawaban
Pada lembar bosan persoalan
saya adalah Onsi GN. terima kasih
Puisi “Oktober di Bukit” berhasil menyuguhkan nuansa reflektif yang dalam, memadukan elemen alam dengan perenungan eksistensial. Penggambaran bukit sebagai tempat bertanya menciptakan ruang yang intim, di mana keresahan dan kebosanan bertemu. Frasa “getah resah menegur kebosananku” mengisyaratkan kompleksitas emosi yang dialami penulis, menunjukkan bahwa pertanyaan yang tak terjawab bisa membangkitkan rasa frustrasi. Keindahan bahasa dalam puisi ini terletak pada pilihan kata yang sederhana namun penuh makna, seperti “memungut tanya menanam jawaban”, yang menggambarkan proses pencarian makna yang tak kunjung usai. Meski ada keindahan dalam pengungkapan, terdapat sedikit kekurangan dalam elemen kejutan, di mana pembaca mungkin mengharapkan twist yang lebih mencolok pada akhir puisi. Secara keseluruhan, puisi ini menggugah dan menyentuh, menyiratkan bahwa perjalanan bertanya adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Saya mengapresiasi kedalaman makna yang ada, meskipun mungkin masih ada ruang untuk eksplorasi yang lebih luas. Dengan demikian, puisi ini layak mendapatkan penilaian yang baik.