Puisi Zainab Baudin Berjudul Miskin Jiwa 1 Bait 12 Baris
Z
Miskin Jiwa
© Zainab Baudin
Mana mungkin si miskin mampu memberi,
Jangan cuba meminta padanya,
Memberi menyebabkan jiwanya semakin kontang,
Dia hanya mampu meminta-minta,
Lebih baik menyendiri daripada dihina,
Jiwanya sudah hancur pada pencinta dunia,
Masakan lagi memberi,
Minta saja pada Yang Maha kaya,
Untuk dijadikan dirinya dermawan,
Penuhkan kebahagiaan didalam jiwa,
Si miskin tidak boleh memberi tapi hanya menerima,
Mengutip cebisan harta untuk dibawa perjalanan akhirat.
Puisi “Miskin Jiwa” menawarkan refleksi mendalam mengenai dinamika antara kemiskinan dan spiritualitas. Melalui kata-kata yang lugas, penyair berhasil menggambarkan kondisi jiwa yang terpuruk akibat kemiskinan material. Ada kejujuran emosional yang kuat saat penyair menyoroti bagaimana seseorang yang ‘miskin’ tidak hanya terbatas pada harta, tetapi juga pada kemampuan untuk memberi dan berbagi. Bahasa yang digunakan sederhana namun efektif, menciptakan resonansi yang mendalam di hati pembaca. Penggambaran tentang ‘minta saja pada Yang Maha kaya’ mengarahkan pembaca untuk merenungkan pentingnya ketergantungan spiritual, yang menjadi inti dari puisi ini. Namun, di balik keindahan itu, mungkin pembaca berharap ada lebih banyak elemen kejutan yang dapat mengubah perspektif atau memberi nuansa baru dalam pemahaman tentang kemiskinan. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang menyentuh dan menyajikan ide yang orisinal, meskipun terdapat ruang untuk eksplorasi lebih dalam terhadap tema yang diangkat.