Puisi AkalMono Berjudul Melankolia 3 Bait 11 Baris
A
Melankolia
© AkalMono
Tatkala hati risau akan keras nya dentuman cobaan, pair jantungku terisak.
Kukuh aku menyakini diri akan teguhnya hati.
Namun, lontaran konyol selaksa, hingga muak dibuatnya.
Kalimat-kalimat bohong untuk berteguh hanya akan menikam perlahan demi waktu.
Dapatkah risau terobati oleh lelap abadi?
Menghilang seolah-olah agar terhindar oleh pikiran yang selalu meracau merisak.
Menghilang seolah-olah memenangkan melankolia.
Jika suatu saat cahaya temaram akan bersinar,
Jalan pasti terbuka.
Namun bila akan sirna,
Halai-balai aku terjatuh.
Puisi berjudul ‘Melankolia’ ini menawarkan perendaman yang mendalam dalam emosi yang penuh kerisauan dan kebimbangan. Penyair berhasil menangkap perasaan hati yang gelisah melalui metafora yang kuat, seperti ‘pair jantungku terisak’ yang menggambarkan intensitas emosi secara efektif. Namun, penggunaan bahasa cenderung klise pada beberapa bagian, sehingga sedikit mengurangi keaslian. Meski demikian, keindahan bahasa tetap terjaga dengan pilihan kata yang puitis dan alunan yang mengalir. Ide tentang melankolia dan perjuangan menghadapi cobaan bukanlah hal baru dalam dunia puisi, tetapi penyair menambahkan nuansa personal yang cukup menyentuh. Kedalaman makna tergali dengan baik, terutama dalam menggambarkan paradoks antara keinginan untuk bertahan dan dorongan untuk menyerah. Elemen kejutan dalam puisi ini terbilang minim, karena alur emosionalnya cukup dapat diprediksi. Secara keseluruhan, ‘Melankolia’ adalah puisi yang mampu menggugah perasaan pembaca, meski bisa lebih ditingkatkan dalam hal keaslian dan elemen kejutan.