Puisi Bulan dari Firmansyah Berjudul Luka lara 6 Bait 25 Baris

Keaslian Ide
3
Elemen Kejutan
2
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
4
Keindahan Bahasa
3
Score
3.2
1 Voters
Puisi 6 Bait 25 Baris Tentang CintaDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
B

Luka lara

© Bulan dari Firmansyah

Hati ini tersabik pedih
Raga ini terhempas,
Curahan air mata, tiada terbendung
Meratapi diri, tiada lagi kokoh

Tak seindah pelangi yang penuh warna
Tak seterang mentari, menyinari bumi
Kau hadir bawa bahagia
Dan pergi tinggalkan duka

Duka lara,membekas pilu
Secarik kertas kau tinggalkan
Sebagai salam perpisahan mu
Bagaimana bisa dengan mudah pergi

Bukan kah kamu yang menawarkan cinta
Hingga hati ku terisi nama mu
Semudah itu, kau bersanding dengan nya
Memberiku surat undangan mu

Apa salah ku, hingga dia yang terpilih
Bukan nya kata mu
Cinta mu tak pernah mati
Tak lekang oleh waktu

Dimana bait kata yang pernah kau ucap
Hingga meninggal kan ku dengan pedih
Yang menghujam rasa
Hingga kenangan kan jadi cerita pahit
Kau pernah Hadir dan pergi


One comment

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    3
    3.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Luka lara” mengungkapkan perasaan kehilangan yang mendalam dengan penggunaan kata-kata yang sederhana namun kuat. Penggambaran emosi yang dialami penulis, seperti rasa sakit dan penyesalan, mampu menyentuh hati pembaca. Pemilihan frasa seperti “Curahan air mata, tiada terbendung” menciptakan gambaran yang jelas tentang kesedihan yang dialami. Namun, meskipun puisi ini memiliki keindahan dalam penyampaian emosinya, ada beberapa bagian yang terasa repetitif dan bisa diperkaya dengan variasi bahasa untuk meningkatkan daya tarik. Dari segi keaslian, tema cinta yang hilang memang umum dalam sastra, tetapi cara penulis mengolahnya memberikan nuansa yang unik, meski belum sepenuhnya mengejutkan. Dalam hal kedalaman makna, puisi ini berhasil mengajak pembaca merenungkan pengalaman cinta dan kehilangan, meskipun bisa lebih eksploratif dalam menggali makna tersebut. Secara keseluruhan, “Luka lara” adalah karya yang menyentuh dengan potensi untuk lebih berkembang dalam aspek bahasa dan eksplorasi ide.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *