Puisi bumantara.chandra Berjudul Masih disini 3 Bait 12 Baris
b
Masih disini
© bumantara.chandra
sisa yang masih ku miliki
kini berkecamuk dengan perihnya dengki
aksara yang terus kudaki
mengusik untuk segera mengisi
tapak kaki yang tertinggal dalam jejak
pandangan ku abstrak
aku tak bisa untuk kembali beranjak
segala akhlak kini teracak
desak dalam sesaknya napas merombak
menuju ke pergulatan sajak
menimang-nimang pijar dengan nyanyian lecak
aku masih disini termenung dalam detak
Puisi berjudul ‘Masih disini’ menawarkan sebuah perjalanan emosional yang cukup mendalam. Penggunaan kata-kata seperti ‘berkecamuk’, ‘dengki’, dan ‘pergulatan’ menunjukkan bahwa penulis berusaha menyampaikan perasaan yang kompleks dan mendalam. Emosi yang dipaparkan terasa kuat dengan pilihan diksi yang mengesankan, meskipun beberapa bagian terasa sedikit sulit untuk dipahami secara langsung, menuntut pembaca untuk merenung lebih dalam. Dari segi keindahan bahasa, puisi ini kaya akan metafora dan permainan kata yang menarik, seperti ‘tapak kaki yang tertinggal’ dan ‘nyanyian lecak’, meskipun terkadang terkesan terlalu padat. Ide puisi ini, yang menggambarkan pergulatan batin dan kerinduan untuk kembali atau bergerak maju, bukanlah hal yang sepenuhnya baru, tetapi dieksekusi dengan cara yang unik dan pribadi. Kedalaman makna yang dihadirkan cukup signifikan, terutama dengan simbolisme yang memberikan ruang untuk interpretasi yang beragam. Sementara itu, elemen kejutan dalam puisi ini agak terbatas, tetapi ada beberapa baris yang berhasil mengejutkan dengan penyusunan kata yang tidak terduga. Secara keseluruhan, puisi ini merupakan karya yang penuh perasaan dan menggugah.