Puisi Muhammad adnan ibrahim Berjudul Kekasih 4 Bait 17 Baris
M
Kekasih
© Muhammad adnan ibrahim
Semalam aku bermimpi
Didalam mimpiku aku bertemu seorang bidadari cantik
Yg dikirim oleh tuhan untuk menemani hidupku
Alangkah beruntungnya aku
Namun waktu terus berlalu
Dulu bibirmu yg mungil
Yg selalu memancarkan senyuman
Kini membiru dan terpaku
Dulu parasmu yg cantik
Berbalut dgn make up
Kini memudar dan memucat
Dan dulu badanmu yg elok
Kini terbungkus kain kafan
Oh tuhan
Begitu singkat waktu ini
Aku ingin merasakan keindahan bersamanya lagi
Untuk yg kesekian kali
Puisi “Kekasih” menawarkan sebuah refleksi yang mendalam tentang kehilangan dan kerinduan, yang disampaikan melalui narasi mimpi yang indah namun penuh rasa sakit. Penulis berhasil mengekspresikan perasaan nostalgia terhadap cinta yang hilang dengan penggambaran yang kuat dan emosional, membuat pembaca merasakan kedalaman kesedihan. Bahasa yang digunakan terkesan sederhana namun efektif, menciptakan citra yang jelas tentang pergeseran dari keindahan menuju kegelapan. Meskipun ada elemen keindahan yang diungkapkan, penggunaan repetisi dapat lebih bervariasi agar tidak terkesan monoton. Ide tentang bidadari yang melambangkan cinta yang ideal dan hilang menambah dimensi keaslian, walaupun tema ini bukanlah hal baru dalam sastra. Namun, penulis mampu memberikan sentuhan personal yang membuatnya terasa segar. Kedalaman makna puisi ini sangat terasa, terutama dalam momen refleksi tentang waktu yang singkat. Adapun elemen kejutan agak kurang, karena perkembangan cerita dapat diprediksi. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang menyentuh hati, meskipun masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.