Puisi anonym Berjudul Geram 3 Bait 10 Baris
a
Geram
© anonym
Aku begitu emosi,,
hingga tak kusadari,,
ada bara menyala di bola matanya,,
rasa marah yang mengendalikanku,,
membisikan selamat tinggal dan dia pun naik pesawat,,
tak pernah kembali lagi,,
namun selalu dihatiku,,
cinta ini telah membuatku menderita,,
dia terlalu sering ucapkan selamat tinggal,,
hingga ku tak sadar diri..
Puisi berjudul “Geram” ini berhasil menangkap ketegangan emosi yang mendalam, menggambarkan perasaan marah dan kehilangan dengan sangat kuat. Penulis menggambarkan peralihan antara cinta dan luka dengan metafora yang sederhana namun efektif, seperti ‘bara menyala di bola matanya’ yang melambangkan kemarahan yang membara. Namun, penggunaan tanda baca yang tidak konsisten, seperti koma ganda, sedikit mengganggu alur pembacaan dan mengurangi keindahan bahasa. Dari segi keaslian ide, puisi ini menyentuh tema universal tentang cinta dan perpisahan, meski tidak sepenuhnya baru, tetap menyentuh hati. Kedalaman makna juga tergolong baik, tetapi bisa lebih dieksplorasi untuk memberikan nuansa yang lebih kaya. Elemen kejutan dalam puisi ini kurang terasa; pembaca mungkin mengharapkan twist atau resolusi yang lebih mendalam. Secara keseluruhan, “Geram” adalah puisi yang kuat dalam emosi, meski ada beberapa aspek teknis yang perlu diperbaiki.