Puisi Dimanstory Pangkur Berjudul Kala Bumi Terguyur Hujan 6 Bait 16 Baris
D
Kala Bumi Terguyur Hujan
© Dimanstory Pangkur
KALA BUMI TERGUYUR HUJAN
Kita bertemu kala bumi terguyur
hujan dan kita berbagi payung
menuju masing peraduan sambil kenalan.
Kita berbagi kisah sembari bumi terguyur
hujan dan senyuman kita saling bertatapan.
Kita berdua sedang kasmaran.
Kita berjanji kala bumi mendung menunggu hujan.
Kataku adalah katamu dan kata-kata kita
berjalan seiringan.
Kita becumbu tak peduli bumi berlumur hujan
Seolah kita anggap rintik-rintik adalah saksi
di tengah desahan dan gerakan;
Kita berjajakkan.
Kita sadar selalu punya kenangan
di kala bumi terguyur hujan.
Puisi “Kala Bumi Terguyur Hujan” berhasil menangkap momen romantis dengan latar belakang hujan yang memberikan nuansa melankolis sekaligus intim. Penulis menggunakan simbol hujan sebagai metafora untuk menggambarkan cinta yang tumbuh di tengah kesederhanaan pertemuan. Penggunaan repetisi frasa ‘kala bumi terguyur hujan’ menambah kekuatan emosional dan menegaskan tema sentral puisi. Namun, meskipun puisi ini memiliki keindahan dalam bahasa yang digunakan, ada beberapa bagian yang terasa repetitif, sehingga dapat mengurangi dampak keseluruhan. Dalam hal keaslian ide, meskipun tema cinta di tengah hujan bukanlah hal baru, penulis mampu memberikan sentuhan personal yang membuatnya terasa segar. Kedalaman makna puisi ini cukup baik, meskipun masih bisa dieksplorasi lebih dalam untuk menggali lebih banyak emosi dan pengalaman. Elemen kejutan kurang terasa, karena pembaca dapat dengan mudah memprediksi arah puisi ini. Secara keseluruhan, ini adalah karya yang menyentuh namun masih memiliki ruang untuk pengembangan lebih lanjut.