Puisi Florizty Anshori Berjudul Aku 4 Bait 9 Baris
F
Aku
© Florizty Anshori
Aku hanya sebutir debu yg memburamkan kilau,
dan tak pantas brada diatas suci.
dan aku tak bisa menghindar saat angin hembuskan aku untukmu,
lalu terbang..
aku hanya kecewa bagi hampa yg mengharap udara,
karena aku hanyalah debu ditengah gersang yang mengharap hujan,
hentikan angin membawaku terbang..
Florizty Anshori
sweet room, 13/02/'14
Puisi “Aku” karya Florizty Anshori menyajikan refleksi mendalam mengenai eksistensi dan kerentanan. Penggambaran diri sebagai ‘sebutir debu’ menciptakan citra yang kuat dan menyentuh, menggambarkan bagaimana individu sering merasa kecil dan tidak berarti di tengah kehidupan yang lebih besar. Frasa ‘hampa yang mengharap udara’ menambah kedalaman emosional, menunjukkan kerinduan dan ketidakberdayaan. Bahasa yang digunakan cukup sederhana, namun mampu menyentuh inti perasaan dengan kejujuran yang mendalam. Meskipun tema ini bukanlah hal yang baru dalam puisi, keaslian ide terletak pada cara penulis menghadirkannya dengan nuansa personal yang segar. Namun, terdapat sedikit kekurangan dalam elemen kejutan, di mana alur dan pemikiran puisi berjalan dalam jalur yang cukup terduga. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh hati dan menggugah pemikiran, meski masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut dalam aspek kejutan dan keindahan bahasa. Puisi ini adalah sebuah pengingat akan fragilitas manusia di tengah dunia yang kadang terasa sangat berat untuk dihadapi.