Puisi Berjudul Cinta yang Membinasakan 6 Bait 24 Baris
Cinta yang Membinasakan
Aku mencintai petir pada hujan
Tak pernah kusumpal telinga saat gelegarnya menyapa
Aku mencintai kilat pada hujan
Tak pernah kututup mata saat terangnya hampir membutakan
Aku menyenangi derasnya hujan
Tanpa pernah kusembunyikan diri di sebalik payung
Aku menyenangi dinginnya hujan
Tanpa perlu memeluk diri dalam selimut
Mereka mengataiku gila
Sebab aku menari dalam naungan hujan
Mereka melempar iba
Sebab aku tertawa bersama kilatnya
Namun meski begitu, aku tetap jatuh sakit esok hari
Demam yang tak kunjung mereda
Berbatuk kering, menggersangkan tenggorokan
Berbadan lemas, tergolek di atas pelukan dipan
Apakah mencintai sesuatu memang sesulit ini?
Apakah mencintai sesuatu artinya adalah pengorbanan?
Apakah mencintai sesuatu harus menjelma pesakit?
Aku kadung
Amat mencintai hujan beserta badai petirnya
Kusapa ia tatkala bertamu di depan rumah
Kujamu dia layaknya tamu penting negara
Sebegitu total, namun kekal terasa kosong
Puisi “Cinta yang Membinasakan” berhasil menangkap esensi cinta yang kompleks melalui perumpamaan hujan dan petir. Penyair dengan cermat menggambarkan bagaimana kecintaan yang mendalam dapat membawa konsekuensi yang menyakitkan. Penggunaan kata-kata yang sederhana namun kuat menciptakan nuansa emosional yang mendalam, sehingga pembaca dapat merasakan kegembiraan sekaligus kesedihan yang dialami penutur. Gaya bahasa yang memadukan keindahan deskriptif dengan ketulusan perasaan membuat puisi ini terasa hidup. Namun, ada beberapa bagian yang mungkin bisa lebih dieksplorasi dalam hal kekuatan imaji. Meski demikian, ide tentang cinta yang tak hanya membawa kebahagiaan tetapi juga penderitaan merupakan tema yang sangat relevan dan menarik. Dalam hal kedalaman makna, penyair menggugah pertanyaan filosofis tentang makna cinta itu sendiri, memberikan ruang bagi interpretasi yang beragam. Elemen kejutan di akhir puisi, di mana cinta yang total justru menimbulkan rasa kosong, menyentuh dan meninggalkan kesan mendalam. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang sangat menarik dan menggugah pemikiran.