Puisi Auliana Berjudul Sepertiga Malamku 2 Bait 14 Baris
A
Sepertiga Malamku
© Auliana
Di sepertiga malam
Arsy-Mu terbuka luas membentang
Rembulan tersenyum bersama gemintang
Hatiku merintih beranak bimbang
Kulangitkan doa di kala banyak mata terpejam
Namun salahkah jika aku memaksa meminta
Padamu tentang dia di sepertiga malam
Di sepertiga malam
Waktu yang tepat mencurahkan segala harap
Dari hati yang mulai merekah
Dalam doa aku terang-terangan memintamu
Agar sang pencipta mengabulkan segala pintaku.
Pamekasan 11 Juli 2020
@aulia_nau
Puisi “Sepertiga Malamku” berhasil menyentuh nuansa kerinduan dan harapan yang mendalam. Penggunaan gambaran malam yang syahdu dan suasana sepi memberikan latar yang ideal untuk meresapi emosi yang kuat. Elemen doa yang diungkapkan dengan tulus menciptakan kedekatan antara penulis dan pembaca, seolah-olah kita diundang untuk berbagi dalam intimasi spiritual ini. Namun, meskipun puisi ini menyuguhkan keindahan dalam bentuknya, terdapat beberapa bagian yang terasa repetitif dan bisa lebih diperdalam untuk memberikan kejutan yang lebih tajam. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang mengajak kita merenungkan harapan dan kerinduan, serta kekuatan doa dalam menghadapi ketidakpastian. Sebuah penulisan yang indah dengan potensi untuk lebih menggugah emosi jika diolah lebih lanjut.