Puisi Amatulloh Fa Berjudul Menunggumu 1 Bait 33 Baris
Menunggumu
Bersama langit mendung aku bersua
Menanti lembar aksara darinya
Tinta-tinta rasaku pun sudah kering
Jari jemariku pun sudah lelah
Menulis lembar aksara asmara
Lembar aksara asmara yang tak pernah berbalas
Mungkin lembar surat ku hanya sampai diudara
Disapu angin sepoi-sepoi
Atau mungkin hancur dihantam hujan
Mungkin juga surat ku terselip di bebatuan
Kuharap rinduku tersampaikan padanya
Meski hanya sebersit bisik ditelinga
Cukup membuatku bersyukur kepada-Nya
Pemilik hati
Pemilik semesta
Pemilik relung jiwa
Pelangiku, kemarilah
Aku masih disini
Menunggumu bersama rasa yang masih sama
Aku masih disini
Menunggumu bersama rindu
Aku masih disini
Menunggu hadirmu setiap harinya
Setiap detik yang kupunya
Setiap malamnya tanganku
Menengadah ke angkasa
Meminta kepada-Nya
Meminta ridha-Nya
Aku berdoa supaya dipertemukan
Denganmu
Suatu saat nanti
Lewat skenario terindah-Nya
Insya Allah
Puisi “Menunggumu” menyiratkan kerinduan yang mendalam dan tulus, yang merupakan tema universal dalam sastra. Penulis berhasil mengungkapkan perasaan menunggu dengan elemen visual dan audio yang kuat, terutama dalam penggunaan imageri alam. Langit mendung dan angin sepoi-sepoi menciptakan suasana melankolis yang mengiringi rasa kerinduan. Pemilihan kata yang sederhana namun bermakna memberikan keindahan tersendiri, meskipun ada beberapa frasa yang mungkin dapat diperhalus untuk meningkatkan keindahan bahasa. Dari segi keaslian ide, tema menunggu bukanlah hal baru, namun penanganan penulis terhadap tema ini memberikan nuansa personal yang sangat kuat. Kedalaman makna puisi ini terletak pada harapan dan doa yang mengalir sepanjang bait, menciptakan lapisan emosi yang dapat dirasakan oleh pembaca. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini cenderung minim; meskipun terdapat harapan, struktur dan tema yang diusung masih cukup konvensional. Secara keseluruhan, “Menunggumu” adalah sebuah puisi yang menyentuh dan penuh perasaan, meski ada ruang untuk eksplorasi lebih dalam dalam hal keindahan bahasa dan elemen kejutan.