Puisi anonym Berjudul Seharusnya 1 Bait 19 Baris
a
Seharusnya
© anonym
Seharusnya aku sedang memelukmu
merasakan dekapan hangat tubuhmu
menyatukan jiwa mengalirkan cinta
tapi semua tak kulakukan
karena badanmu bau banget
kamu belum mandi yah???
Seharusnya aku sedang menatapmu lembut
menikmati teduh di matamu
seperti dalam novel dan sinetron itu
Tapi semua tak kulakukan
karena ada kotoran di sudut matamu
Kamu belum cuci muka yah???
seharusnya aku sedang melumat bibirmu
melepaskan getar-getar gairah
melepaskan hasrat dan gejolak
yang memacu jantung
tapi semua tak kulakukan,
Karena mulutmu bau jengkol
Kamu belum gosok gigi yah???
Puisi “Seharusnya” mengajak pembaca untuk merenungkan paradoks antara idealisme cinta dan realitas sehari-hari yang kadang konyol. Melalui penggambaran situasi yang lucu namun menyentuh, penyair berhasil menciptakan suasana yang ringan, meski ada kerinduan yang mendalam. Pemilihan kata yang sederhana dan langsung memberi kesan keakraban, tetapi di balik itu tersimpan kritik sosial mengenai standar kebersihan dan harapan dalam hubungan. Meski tidak semua ungkapan terasa puitis, kejujuran dalam penggambaran emosi membuat puisi ini menarik. Namun, beberapa elemen humor yang berlebihan mungkin mengurangi kesan serius dari tema cinta yang ingin disampaikan. Secara keseluruhan, puisi ini memberikan pengalaman yang menyenangkan dan mengundang senyum, meski mungkin tidak sepenuhnya menggugah perasaan dalam konteks yang lebih dalam.