Puisi Jayanto Halim Tjoa Berjudul Tanya 6 Bait 24 Baris
Tanya
Ada dunia disekitarmu
Ada dirimu di keasingan itu
Laksana mentari berganti rembulan
Begitulah kedatangan berganti kepergian
Penahkah kembali kau hitung waktumu
Yang telah terbuang tanpa ada satu setan pun yang tahu?
Sudahkah kau kembali meretapi
Setiap penyesalan hidup yang terjadi?
Kehidupan bukan soal penerimaan
Bukan juga soal pelepasan
Bukan hanya sekedar berbahagia
Tapi jua bukan tentang kesedihan belaka
Siapa sebenarnya kita, manusia?
Dan untuk alasan apakah kita terlahirkan?
Makhluk kecil lemah tertindas tiada kuasa
Mencari tanpa ada satu kepastian
Sebab hidup bukan tentang pencarian saja
Melainkan juga keberanian untuk memperjuangkan
Menerima apa yang seyogiyanya harus diterima
Dan melepas apa yang sekiranya harus terlepaskan
Tepat hari ini waktu memulur kembali;
Ketika usiaku berkurang kembali;
Namun sudahkah ku tanya kembali;
Apa yang telah dan belum ku sudahi?
Puisi “Tanya” menggugah refleksi mendalam tentang eksistensi manusia dan perjalanan hidup yang penuh pertanyaan. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, penyair berhasil mengekspresikan kerentanan dan ketidakpastian yang dialami setiap individu. Frasa seperti “Laksana mentari berganti rembulan” menciptakan gambaran yang kuat tentang siklus kehidupan. Penyair tidak hanya mengajak pembaca untuk merenungkan waktu dan penyesalan, tetapi juga menantang kita untuk berani menghadapi kenyataan yang ada. Namun, ada kalanya penyampaian ide terasa sedikit berulang, yang bisa mengurangi intensitas emosional dari puisi ini. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh aspek-aspek mendalam dari kehidupan manusia, meskipun tidak sepenuhnya mengejutkan dalam penyampaian ide-ide besar yang sudah umum dibahas. Keseluruhan, ini adalah karya yang layak diapresiasi dan dihayati lebih dalam.