Puisi noraidah siuh Berjudul pada ibu 2 Bait 38 Baris

Keaslian Ide
3
Elemen Kejutan
2
Kekuatan Emosi
5
Kedalaman Makna
5
Keindahan Bahasa
4
Score
3.8
1 Voters
Puisi 2 Bait 38 Baris Tentang IbuDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
n

pada ibu

© noraidah siuh

PADA IBU....!!!!!!!

Saat azan berkumandang,
Memanggil sekalian umat,
Tenang alunan nada suara imam,
Melontarkan alunan mengingatkan insan pada pecipta,
Perlahan-lahan suara memasuki telinga,
Seolah tak ingin menyingung rasa,
Tenang seolah tidak terjadi apa-apa,
Doctor cina menyusun kata dengan senyuman indah,
Namun saat kata-kata tersusun di minda,
Nyata ucapannya menusuk masuk ke jiwa,
Tanpa di pinta air jerni mengalir di wajah,
Suasana sepi seolah sendiri,
Diruang yang tak pernah di mimpi,
Otak seolah tidak berfungsi lagi,
Alunan azam masih berbunyi,
Tapi kata-kata itu lebih kuat mengoncang hati,
Mengapa!!!! Mengapa harus terjadi,
Keadaan ini mematikan yang hidup,
Aku melangkah memasuki ruang bilik,
Suasana yang tak pernah aku bayangkan,
Keadaan yang paling ku takuti kini berlaku,
Sungguh..!!!benci, aku benci dengan semua ini,
Mengapa sekarang saat mimpi hampir aku kecapi,
Semuanya bergerak seolah tak bernyawa,
Ku pandang wajah lesu adik, kakak,dan abang,
Oh..tuhan apakah cinta,
Pada ibu, al-fatihah buat mu,
Pada ibu, insyaallah syurga buat mu,
Pada ibu, yassin dan doa untumu,
Pada ibu, cinta kami bersama mu,
Pada ibu, kami menyanyangimu,
Pada ibu, kau kan selalu di hati,
Pada ibu, ku perlu maaf dari mu,
Pada ibu, ku butuh rasa sabarmu,
Ibu, ibu, ibu....... al-fatihah buat mu,,,,
Ibu, ibu, ibu,,salam sayang ku kirim,
Dalam yassin dan doa yang dihantar melalui


One comment

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    5
    Kedalaman Makna
    5
    Keindahan Bahasa
    4
    3.8/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Pada Ibu” menggambarkan perasaan kehilangan dan kerinduan yang mendalam dengan nuansa spiritual yang kuat. Penulis berhasil membawa pembaca merasakan getaran emosi yang luar biasa ketika menghadapi perpisahan, terutama dengan sosok ibu yang sangat dicintai. Penggunaan metafora yang sederhana namun menyentuh, seperti “air jernih mengalir di wajah” menggambarkan kesedihan yang tak terelakkan. Namun, meskipun puisi ini kaya akan emosi, ada beberapa bagian yang terasa repetitif dan bisa disusun lebih rapi untuk meningkatkan aliran narasi. Di sisi lain, keindahan bahasa puisi ini terletak pada kombinasi ungkapan yang sederhana dengan kekuatan makna yang dalam. Meskipun ide tentang cinta dan kehilangan ibu adalah tema yang umum, penyampaian yang tulus membuatnya terasa segar. Kedalaman makna puisi ini sangat mengesankan, karena mencerminkan perasaan universal yang bisa dirasakan oleh banyak orang. Namun, elemen kejutan tidak begitu kuat, karena sudah dapat diprediksi bahwa tema ini akan berakhir dengan pengingat akan kasih sayang dan doa. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang menyentuh hati, meski masih memiliki ruang untuk pengembangan lebih lanjut.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *