Puisi anonym Berjudul Bola Kulit 1 Bait 11 Baris
a
Bola Kulit
© anonym
Semua duduk,,rapi,,hingga berbaris,,
Menyiapkan teriakan yang tersisa,,
Menyiapkan makanan yang tersisa,,,
Hingga peluit berbunyi,,
Semua terpana,,melihat ajang ini,,
Pertandingan ini,,,
Seperti burung hantu semuanya,,
Aku tak tahu apa bagusnya itu,,
Hingga semua diam,,hening,,
Hanya aku yang bingung,,
Mungkin aku bukan lelaki,,
Puisi “Bola Kulit” berhasil menyampaikan pengalaman yang kompleks melalui gambaran sederhana dari suasana pertandingan. Penyair dengan cermat memanfaatkan repetisi dalam struktur puisi, menciptakan ritme yang menggugah semangat dan ketegangan. Penggunaan kata-kata seperti ‘terpana’ dan ‘hening’ memberi nuansa mendalam pada suasana yang tampaknya meriah namun juga penuh ketidakpastian. Dengan mengungkapkan perasaan bingung dan rasa tidak memiliki tempat, penyair menciptakan jembatan emosional yang kuat antara pembaca dan tokoh. Di sisi lain, meskipun terdapat keindahan dalam pemilihan kata, ada beberapa bagian yang terasa kurang tajam dalam eksplorasi ide, sehingga mengurangi dampak keseluruhan puisi. Namun, elemen kejutan yang muncul saat pengakuan bahwa ‘Mungkin aku bukan lelaki’ memberikan kedalaman baru yang menarik untuk ditelaah. Secara keseluruhan, puisi ini adalah suatu refleksi yang berharga tentang identitas dan rasa keterasingan dalam suatu konteks sosial yang lebih luas.