Puisi Amin Rasyidi Berjudul YANG TERGERUS 6 Bait 13 Baris
A
YANG TERGERUS
© Amin Rasyidi
Sepi menyeruak,
dari raga yang t’lah lama tak sudah semarak
Kelam datang pula tak lantas lalu,
pada angin terhempas nan bisu
Malam sudah menggelayut,
tapi bintang tak juga kerlip, pekat tak surut
Ombak berdebut, menderu mengharu
Menyadar ‘kan jarak Bima yang bertuba, meragu
Ragukan hangat yang lama kian tak sambut
Setan pun tak lekas henti bertempik,
pada hati yang lantas memekik menampik
Dan watu terus menggerus tak sudah beringsut,
walau remuk takkan luput
Puisi “YANG TERGERUS” berhasil menangkap nuansa kesepian dan kerinduan yang mendalam melalui penyampaian yang puitis. Penggunaan kata-kata seperti ‘sepi menyeruak’ dan ‘bintang tak juga kerlip’ menciptakan suasana yang kelam namun penuh harapan. Penyair dengan mahir menggambarkan perasaan yang kompleks, seolah-olah kita merasakan setiap hembusan angin dan deburan ombak yang melambangkan kerinduan. Meskipun demikian, ada beberapa bagian yang mungkin terasa sedikit bertele-tele, yang dapat mengurangi dampak dari pesan yang ingin disampaikan. Namun, keaslian ide yang diusung tetap terasa kuat, memberikan kedalaman tersendiri pada karya ini. Elemen kejutan, meskipun ada, tidak terlalu mencolok, namun cukup untuk membuat pembaca merenungkan lebih dalam. Secara keseluruhan, puisi ini merupakan karya yang menggugah dan layak diapresiasi, meski masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut dalam hal kejelasan narasi dan kekuatan emosional.