Puisi Novita Rafika Sari Berjudul Rayuan sepi 5 Bait 17 Baris
N
Rayuan sepi
© Novita Rafika Sari
Hari yang dingin berselemut tabu
Ku ukir pinta yang terluka
Diantara bebatuan yang terjal
Diantara rintang yang kehausan
Bisikan tandus mengisi jiwaku
Aku yang kehabisan air
Mencoba menahan silu
Mencacah tiap rindu yang mengakar
Rayuan sepi menggerogoti jantungku
Buatku diam mematung terkristalisasi
Peluk aku dalam sepi yang terluka
Mencengkram tiap nadiku
Aku hadir teruntuk rindu
Jangan bantah lagi sekat
Atau kesepian kan meradang
Dalam malam yang dingin
Malang, 4 Mei 2021
Puisi “Rayuan Sepi” mengajak pembaca merasakan kedalaman emosi yang tersimpan dalam kesepian. Dengan penggunaan bahasa yang puitis, penyair berhasil menggambarkan perasaan rindu dan kehilangan melalui gambaran alam yang dingin dan penuh tabu. Frasa ‘bisikan tandus’ dan ‘rayuan sepi’ memberikan nuansa yang kuat, menciptakan atmosfer melankolis yang sangat mendalam. Namun, meski ada keindahan dalam penggambaran tersebut, beberapa ungkapan terasa repetitif dan bisa diperkuat dengan variasi lebih lanjut. Dari segi keaslian ide, tema tentang kesepian dan rindu memang cukup umum, namun penyampaian yang jujur dan personal mampu memberikan sentuhan yang unik. Kedalaman makna pun sangat terasa, terutama dalam interpretasi tentang perjuangan menghadapi rasa sepi. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini bisa ditingkatkan, karena alur dan puncak emosinya dapat diprediksi. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh hati, meski masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.