Puisi Roby Berjudul CINTAKU HANYALAH CERITA 5 Bait 22 Baris
CINTAKU HANYALAH CERITA
Pepatah bilang cinta itu buta
Iya, sekarang aku telah
Cinta sejenak yang hanyut terbajak
Ibarat cinta seluas langit, membendung tetesan hujan
Cinta yang tertidur pulas biarlah menghilang tanpa bekas
Rongga bumi terkutuk bisu tiada air
Bibir gerah tk tersenyum, hatipun lelah tak mengaum
Kubendung ribuan kasih
Yang menjadikan diriku tak bersuara
Entah untuk siapa aku melangkah?
Langkah tetap kusulam meski dada tak sanggup berdetak
Yang dilangkah tk mau melangkah
Sungai yang ku percik malah menghembus diriku hingga ku terpental
Sedangkan rumah yang ku rawat telah tumbang
Terkapar didaun dan direranting
Langitpun yang biru menjadi bisu
Terluka dan tak bernyawa
Sosok asih juga yang asuh telah kubasuh dalam peluh tempatku berteduh
Untuk mengejar mimpi yang tak mungkin kudapat
Karena belaianmu telah menyayat kaki serta ragaku
Biarlah kehancuran ini menjadikan saksi bahwa diriku pernah tersakiti
Biarlah cinta pergi, karena yang cinta takkan pergi
Puisi “CINTAKU HANYALAH CERITA” menyajikan perjalanan emosional yang mendalam dan penuh derita. Melalui penggunaan metafora yang kuat, penyair berhasil menggambarkan cinta sebagai sesuatu yang tidak hanya indah, tetapi juga menyakitkan. Ekspresi seperti ‘cinta sejenak yang hanyut terbajak’ menciptakan gambaran visual yang kuat, sementara frasa ‘bibir gerah tk tersenyum’ menambah nuansa kesedihan. Namun, meskipun kekuatan emosinya terasa, ada beberapa bagian yang mungkin terasa berlebihan dalam penggambaran kesedihan, sehingga mengurangi daya tarik keseluruhan. Dalam hal keindahan bahasa, beberapa pilihan kata terasa berulang dan dapat diperbaiki untuk meningkatkan kehalusan. Dari segi keaslian ide, tema cinta yang menyakitkan bukanlah hal yang baru, namun penyampaian yang jujur dapat memberikan kedalaman makna yang lebih. Kedalaman makna puisi ini cukup kuat, meski dapat dioptimalkan dengan lebih banyak elemen reflektif. Elemen kejutan cukup minim, tetapi ada momen-momen tertentu yang memberikan twist emosional. Secara keseluruhan, puisi ini menyentuh, meski masih memiliki ruang untuk pengembangan lebih lanjut.