Puisi kopipeiq Berjudul Senja Yang Berpaling 13 Bait 37 Baris
Senja Yang Berpaling
"Jangan lupa Bahagia," katamu di suatu waktu.
" Ah, aku sudah bahagia" sahutku saat itu,
Jaga hati
Lalu segaris purnama kau tumpahkan dalam senyummu
Bagaimana mungkin aku menjaga sesuatu yang bukan milikku?
Kita kemudian hanya mempu larut dalamn senja yang berbeda di tempat yang sering kali sama.
Ah, sudahlah .
Sepih yg telah mengibah
Di tubirmu yang tak bertepi
Aku menepi
Hingar bingar
Tak terdengar
Aku berdecit
Padamu yang terus mencicit
Kemarilah!
Sudah lama kita tak bersua
Tanpa aku yang merengkuh
Kau terlihat meringkih
Dan teduhmu yang tak tertadah
Membuatku terus menggundah
Kau tau?
Gundahmu begitu gaduh
Aku mengeluh
Padamu yang terus melenguh
Dan menarikku semakin jauh
Gelap
Pengap
Rupa pelita lenyap
Di sinilah aku menetap
Dan kau,
Tak lagi temani hingga terlelap
Kau meminta
Aku mengiba
Tak ada kilah
Aku mengalah
Lalu
Berserah
Puisi “Senja Yang Berpaling” menyajikan nuansa melankolis yang kuat, mencerminkan perasaan kerinduan dan kehilangan yang sangat mendalam. Penyair berhasil menangkap esensi konflik batin antara bahagia dan sedih, terutama melalui penggunaan kata-kata yang sederhana namun kaya makna. Frasa seperti ‘senja yang berbeda di tempat yang sering kali sama’ menjadi gambaran yang sangat kuat tentang bagaimana kenangan dan realitas dapat bertabrakan. Di sisi lain, struktur puisi ini memberikan kebebasan dalam ritme yang membebaskan, menambah kedalaman emosional yang disampaikan. Meskipun ada beberapa momen yang terasa repetitif, hal ini justru menambah kesan gundah yang ingin ditonjolkan. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh hati dan mengajak pembaca merenung tentang cinta dan perpisahan, meskipun tidak ada elemen kejutan yang signifikan. Namun, keindahan bahasa dan kedalaman makna patut diapresiasi. Ini adalah karya yang layak untuk direnungkan lebih dalam.