Puisi Fiqryghifary Berjudul Pilu Membiru 12 Bait 23 Baris
F
Pilu Membiru
© Fiqryghifary
Ada yang lebih biru selain pilu
Di hari rabu semua sendu
Kembali kelabu..
Pandangan sayu menatap api
Yang perlahan mati
Seakan rasa itu masih sakti
Dan segala hal yang menanti
Kita akan lewati dengan Hati-hati
Pasti akan terobati
Pasti...
Jika hanya resah
Arah angin pun pasti tersesat di dalam matamu
Jika ingin harus
Biarlah semua melebur hingga menjadi satu.
Satu..
Jika ingin berlalu..?
Nikmatilah biru ini bersama
Sebelum kamu berlalu lagi
Menggantinya dengan warna hitam
Dengan diam-diam
Hingga esok aku terbangun
Dan berharap semua hanya mimpi
Tentang mimpi yang pernah aku upayakan..
Puisi “Pilu Membiru” berhasil menangkap perasaan yang kompleks dengan penggunaan warna sebagai metafora yang kuat. Dalam penggambaran rasa pilu, penulis dengan cermat menempatkan nuansa biru sebagai simbol kesedihan, sementara warna hitam menggambarkan kehilangan. Struktur puisi ini menciptakan ritme yang harmonis, menambah kedalaman emosional pada setiap bait. Penggunaan kata-kata sederhana tetapi bermakna mendalam, seperti ‘sendu’ dan ‘kelabu’, membuat pembaca dapat merasakan duka yang dialami penulis. Namun, meski terdapat keindahan dalam ungkapan, beberapa frasa terasa repetitif dan dapat lebih diperkuat untuk memberikan kesan yang lebih mendalam. Keaslian ide juga terlihat, walaupun tema kesedihan bukan hal yang baru dalam puisi, cara penyampaian penulis memberikan warna tersendiri. Keseluruhan, puisi ini adalah sebuah refleksi yang menyentuh dan mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehilangan dan harapan.